Ceritaku, Caraku, Ujianku.
Halo!
Perkenalkan, namaku Riris. Aku mahasiswi Universitas Padjadjaran 2012.
Tahun lalu, Alhamdulillah, aku tidak lolos SNMPTN Undangan. Tuhan
menakdirkan aku untuk berjuang sekuat tenaga untuk maju ke SNMPTN Tulis.
Alhamdulillah, dengan segala keringat dan peluh
yang dikeluarkan, aku diterima di salah satu PTN Negeri Favorit di
Bandung yang tahun 2013 ini merupakan Perguruan Tinggi Negeri dengan
peminat SNMPTN Terbanyak.
Di Tulisan ini, ada beberapa Tips&Saran untuk
kalian-kalian –Teman kelas 12- yang ingin maju ke SBMPTN jika tak
percaya diri dengan SNMPTN Undangannya.
Di tulisan ini juga, Tips&Saran yang aku beri
bukanlah pandangan subjektif aku semata. Memang keseluruhan merupakan
caraku waktu belajar dulu. Tapi disini, aku mengumpulkan semua
saran-saran dari teman-teman baik seperjuanganku yang sekarang ada di
UI, UGM, ITB, UNDIP, UNBRAW, dan lain-lain.
Di sini aku tidak mengklasifikasikan mana yang
harus diutamakan antara Ujian Nasional dengan SBMPTN. Aku hanya ingin
berbagi Jadwal Seperti Apa yang Aku Punya waktu aku dulu.
Aku pernah dengar ada pepatah “Jika kau ingin
Sukses, tirulah orang yang sudah lebih dulu Sukses. Tiru apa yang ia
lakukan, maka kau akan dapatkan Sukses yang sama.”
Keseluruhan, aku tak pernah mengistimewakan Ujian
Nasional maupun SBMPTN. Tapi prinsipku dan teman-temanku yang lain
adalah, kita kuasai dulu materi untuk SBMPTN. Kalau materi SBMPTN sudah
terkuasai, Ujian Nasional sih gampang. Ngerjain sambil salto juga jadi.
Ngomongnya ngaco nih-_-
Oke. Aku mau cerita dulu soal 2 orang temanku,
dua-duanya teman baikku waktu di SMA dulu. Cerita ini adalah
perbandingan bagaimana mereka bisa berada di “Nasib” yang berbeda.
…………………………………………………………………………
Sebut saja namanya Cika&Coki. Mereka sama-sama teman baikku.
Cika & Coki ini merupakan dua orang yang mempunyai tingkat “kepintaran” yang berbeda.
Cika merupakan anak yang biasa-biasa saja, tak
pernah dapat rengking 10 besar disekolahnya. Hafalannya lemah,
menghitungnya yang kuat. Setiap tryout di sekolah, pra-UN, ataupun
Tryout di Bimbingan Belajar, si Cika ini selalu mendapatkan predikat
“Tidak Lulus” disetiap hasil yang ia peroleh.
Sementara Coki merupakan anak yang diberi kelebihan
oleh Tuhan yang lebih. Hafalannya kuat, menghitungnya juga diatas
rata-rata. Setiap tryout di sekolah, pra-UN, ataupun Tryout di Bimbingan
Belajar, si Coki ini selalu mendapatkan predikat “Lulus” disetiap hasil
yang ia peroleh.
Mereka berdua sama-sama mengejar satu Universitas Negeri yang almamaternya warna kuning itu..
Tau ga? Siapa yang masuk di Universitas Negeri itu? Si Cika.
Loh? Loh? Loooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhhhh? Kok bisa? Bukannya Cika itu juaranya “Tidak Lulus” ya,kak?
Nah, jadi………
Cika&Coki itu sama-sama terpilih di dalam
peserta SNMPTN Undangan Tahun 2012. Tahun 2012, yang dapet Undangan itu
anak-anak terpilih aja,kan? Anak-anak yang secara akademisnya memenuhi
nilai&direkomendasikan oleh sekolah.
“Ris, sekolah aku bego apa gimana yak. Aku kan ga
pernah masuk 10 besar kok dicantumin di SNMPTN Undangan.” Ucap Cika
suatu hari padaku, sambil ketawa-ketiwi.
Aku jawab aja, “Cik, bersyukur harusnya.”
“Iya aku bersyukur kok,ris. Tapi aku juga harus tau
diri,ris. Nilaiku ga sebagus anak-anak lain yang direkomendasikan
sekolah. Judulnya aja direkomendasikan. Jadi masuk dan ga masuk itu
50:50. Aku sih tau diri aja kalau aku ga akan lolos di Undangan. Aku tau
itu,ris.” Ucap Cika tiba-tiba serius.
Aku lalu memasang muka penuh tanya di depannya seolah bertanya “Maksudnya?”
Terus, Cika bilang ini. Aku inget banget, ini juga yang bikin aku ga sepenuhnya menyerahkan nasibku pada Undangan.
“Aku bukan anak yang pintar,ris. Aku bukan anak
yang punya nilai bagus, bukan anak yang punya banyak penghargaan
olimpiade. Tapi aku mau buktikan pada orang-orang yang menganggapku tak
bisa apa-apa, kalau aku bisa. Kalau aku bisa, dengan usahaku sendiri.
Aku ingin merasakan perjuangan hidup yang
sebenarnya. Aku ingin merasakan rasanya mendapatkan sesuatu dari hasil
kerja kerasku sendiri.
Undangan tak jelek, diterima di Undanganpun tak
jelek. Bagus banget malah. Tapi tiap orang punya prinsip. Aku akui,
salahku memang dari dulu tak pernah mengejar rengking 10 besar di
sekolah.
Bukan, bukan tujuan mendapat rengking 10 besar aku
disekolahkan disini. Rengking 10 besar pun belum tentu menguasai materi
yang akan di ujikan nanti. Mereka bisa rengking 10 besar itu bisa
berbagai faktor.
Kamu tahu sendiri, setiap menjelang UAS/
Ujian-Ujian, aku pasti sedang sakit panas atau lainnya. Aku kan
penyakitan kalau mau ujian..” ucapnya.
Aku sih ngangguk-ngangguk aja.
“Aku ingin masuk ke Perguruan Tinggi itu karena aku
ingin Tuhan lihat aku layak berada disana. Aku ingin Tuhan lihat bahwa
perjuanganku, pengorbanankulah yang membuatku masuk kesana.
Aku ingin lihat bahwa kebiasaanku Bekerja Keras-lah yang membuatku layak untuk masuk kesana.” Kata Cika.
Lalu beberapa hari kemudian, aku bertemu Coki. Aku cerita mengenai Undangan itu. Betapa kagetnya aku, Coki bicara begini;
“Yaudah sih ya, aku kan udah dapet undangan. Aku pasti keterima kok. Nilaiku kan besar-besar dibanding yang lain.”
Lalu aku bertanya, “Terus kamu tak akan belajar? Mentang-mentang kamu udah dapet undangan,gitu?”
Coki hanya mengangguk mengiyakan pertanyaanku.
Hari demi hari, aku melihat kedua temanku ini saling bertolak belakang didalam usahanya mendapatkan Mimpi mereka yang sama.
Cika, semakin hari semakin getol saja mengerjakan
soal-soal SNMPTN disetiap waktu istirahat sebelum kami mulai Les Privat.
Cika semakin hari semakin getol minta tambahan ini itu sama kakak
privat kami. Cika tak segan-segan meminta tambahan sampai jam 11 malam.
Padahal, besoknya Cika juga harus sekolah.
“Aku masih banyak kurangnya, ris. Aku harus kejar
ketertinggalan aku.” Ujar Cika saat aku bertanya apa dia tidak lelah
belajar setiap hari.
Coki, semakin hari semakin…. Tebak saja dia semakin
apa jika aku beritahu bahwa Coki semakin hari semakin sering datang
terlambat di saat Bimbingan Belajar. Coki semakin sering membolos di
saat di tempat Bimbingan Belajar kami sedang ada tambahan ataupun
Tryout.
Cokipun semakin sering pamit pulang duluan dengan
berbagai alasan padahal jam di tempat Bimbingan Belajar kami belum
waktunya pulang.
Aku pernah menegur Coki disaat Coki tak mau belajar Matematika Dasar untuk materi SNMPTN Tulis.
“Coki, kamu kan belum bisa trigonometri. Aku juga. Kita minta jelasin ke anak IPA,yuk!” Ajak aku.
“Ngapain sih, udahlah. Aku capek. Lagian kan ada
undangan, buat apa belajar mati-matian untuk SNMPTN. Kalaupun nanti aku
harus ikut SNMPTN,aku sih nanti matematika dasar ga akan diisi pas
SNMPTN” jawabnya sambil pergi.
Aku tertegun. Seberapa hebatnyakah dia sampai bisa
mengatakan hal demikian? Aku tak menanyakan hal itu,cukup kusimpan dalam
hati.
Semakin hari mendekati Ujian Nasional. Aku benar-benar melihat perubahan yang kontras antara Cika&Coki.
Cika dan aku, merupakan teman di sebuah tempat Les
Privat Matematika. Jadi, aku bertemu Cika seminggu 3 kali. Sementara
Coki, temanku di sebuah tempat Bimbingan Belajar. Aku bertemu Coki,
seminggu 4 kali.
Perbedaan itu benar-benar kontras. Seharusnya,
semakin mendekati Ujian Nasional, semakin sering seorang kelas 12
meminta tambahan ini itu anu ini sama Guru Bimbel/Privatnya. Semakin
mendekati Ujian Nasional, seharusnya lebih sering latihan-latihan soal.
Hal ini tidak terjadi pada Coki. Semakin mendekati
Ujian Nasional, aku dan beberapa temanku lainnya di Bimbel, semakin
getol meminta tambahan sampai larut malam. Tapi Coki, dikelas saja tak
mengerjakan soal, malah asyik dengan Gadgetnya. Kalau semua sudah
selesai mengerjakan, baru dia memperhatikan penjelasan guru kami
terhadap soal-soal yang tadi kami kerjakan.
Cokipun tak pernah ikut kami tambahan, ia lebih memilih pulang ke rumahnya dengan alasan tak enak badan atau apalah sebagainya.
Aku sempat heran, sesibuk apakah dia. Padahal, dia
hanya ikut Bimbingan ini saja. Tak ditambah dengan privat ini itu.
“Lebay,ah.” Ujarku dalam hati.
Tapi.. Ujian Nasional semakin dekat dan akhirnya
tibalah kami pada hari Ujian Nasional itu. Sejak pagi, aku,
Cika&Coki sudah smsan mengenai akan kami gunakan si “Kunci Jawaban”
atau tidak.
Kami sepakat untuk tidak menggunakan itu karena
kami takut kalau-kalau kuncinya tertukar. Satu hal yang membuat aku tak
menggunakan “Kunci Jawaban” itu adalah sms Cika 1 jam sebelum Ujian
Nasional itu dimulai. Bunyi smsnya begini:
“Ris, pegang teguh imanmu. Jangan kotori jalanmu yang selama ini sudah kau jaga susah payah supaya tetap dijalanNya.
Percuma selama ini kamu rajin shalat dhuha, percuma
selama ini kamu rajin puasa senin kamis, percuma selama ini kamu rajin
ngaji, kalau pada akhirnya kamu pakai cara curang buat dapetin kepuasan
sesaat.
Mending gausah usaha yang begituan deh dari awal.
Percuma. Ikhtiar kamu selama ini akan kehapus dengan niat kamu yang udah
jelek,apalagi kalau bener-bener dilakuin.
Aku sih cuma kasih kamu saran, mau dilakuin ya silahkan, mau diabaikan juga ya silahkan.”
Sms itu yang membuat aku tetap tenang mengerjakan Ujian Nasional.
1 hari, 2 hari, 3 hari. Aku lupa, Ujian Nasional itu 3 hari apa 4 hari ya? :p
Nah. Intinya adalah, dihari terakhir aku merasa
lega. Tugasku sebagai “Murid SMA” akan selesai beberapa saat lagi, pada
saat pengumuman kelulusan UN.
Hari terakhir Ujian Nasional, pulangnya, aku main sama si Cika ini keMall. Ceritanya kita mau nonton.
Tapi entah kenapa, kita malah belok ke tempat les
privat kita. Kami selonjoran duduk di atas rumput sambil menunggu kakak
privat kami datang.
Aku berniat meregangkan pikiranku, aku berniat tidak belajar untuk hari itu karena otakku sudah “ngebul”.
Eh, si Cika malah ngeluarin buku privat kami dan
mulai mengerjakan soal-soal. Sontak saja aku heran dan menutup buku Cika
karena melihat Cika yang tak kenal lelah itu langsung ngerjain soal.
“Woy, aku stress nih. Jangan ngerjain soal plisss buat hari ini. Otak aku udah ngebul. Istirahatlah sehari saja.” Kataku.
“Ya kamu aja sana istirahat. Aku sih masih mau
ngejar materi yg belum aku kuasai. Istirahat saja sekarang, tapi
susahnya nanti. Aku sih mending susah sekarang, jadi bisa istirahat
nanti.” Ujar Cika,masih sambil ngerjain soal.
Aku dengan sigap menyadari “Teguran” Cika, langsung membuka buku privatku dan langsung mengerjakan soal-soal.
Pengumuman Ujian Nasionalpun tiba. Aku, Cika,
Ciko,Lulus. Tapi kami tidak ditakdirkan ada di 3 besar peraih nilai UN
tertinggi. Ciko mendapatkan nilai terbesar diantara kami bertiga. Nilai
Ciko yang 9 ada beberapa buah. Sementara aku dan Cika, gitu-gitu aja
nilainya.
Kami sempet kecewa dengan hasil yang aku dapat. Hasilnya tak sepadan dengan apa yang kami usahakan..
Tapi kekecewaan itu seketika berubah menjadi kesadaran diri ketika kakak privat aku dan Cika bilang begini;
“Lo udah tau lo bego, lo sendiri bilang lo bego
karena lo gabisa dapet nilai bagus di ujian ini. Tapi lo malah diem aja,
ya berarti lo itu bego permanen.”
Aku dan Cika hanya terdiam.
“Tuhan itu menciptakan semua umatNya dengan
kapasitas yang sama. Kepintaran yang sama. Tapi yang membedakan itu, lo
mau pakai pinter lo itu keatas apa kebawah.
Kepintaran itu ibarat pisau. Semakin diasah, dia
akan semakin tajam. Semakin lo berlatih mengerjakan soal-soal dengan
kepintaran lo, semakin lo bakal ahli ngerjain soal-soal. Sambil merem
juga jadi.
Ingat, orang pintar tapi tak pernah berlatih itu akan kalah dengan orang yang biasa-biasa saja tapi rajin berlatih.” Tambahnya.
Lalu Cika dengan sedihnya berkata;
“Tapi kami gagal kak. UN saja, kami tak bisa mencapai 3 besar.”
Seketika, kakak privat kami mencubiti lengan kami satu per satu.
“Woy. Bayi aja, harus belajar merangkak supaya dia
bisa jalan dengan benar. Pas dia belajar berjalan,emang dia bisa
langsung jalan? dia ga jatuh?
Bayi aja yang jatuhnya berkali-kali, masih mau berdiri lagi dan mencoba berjalan lagi. Kamu baru sekali ‘jatuh’, sudah menyerah?
Gimana ceritanya kamu bayi-bayi itu bisa jalan
kalau mereka ga berdiri-berdiri lagi setelah mereka jatuh? Yang ada,
mereka akan merangkak seumur hidup mereka.
Cika sama Riris mau jadi ‘bayi merangkak seumur hidup’? gamau kan?” ujar kakak privat kami.
Aku dan Cika seketika terdiam. Merenungi setiap kata demi kata yang ia katakan.
“Tidak masuk 3 besar UN bukan menutup kemungkinan
kamu tak bisa lolos SNMPTN Tulis. UN itu materinya cetek. Kalian udah
terlalu jagoan, sampai yang kecil-kecil itu dilupain. Level kalian udah
bukan lagi di Ujian Nasional.” Tambahnya.
Aku dan Cika masih bertatapan. Kami ingin menangis meratapi kebego-an kami yang menyerah begini saja.
Setelah kejadian itu, aku dan Cika semakin rajin,
rajin lagi mengerjakan soal-soal. Kami tak peduli apa soal yang kami
kerjakan itu benar atau salah, yang pasti kami kerjakan terus dan terus.
Setelah kami kerjakan, kami lihat pembahasan, kami betulkan lagi
jawaban kami.
Tak ada libur didalam kamus kami. Meskipun Ujian
Nasional telah selesai. Buat aku dan Cika, itu hanya berganti judul
saja. Sekarang, ujian yang akan kami tempuh bernama SNMPTN. Ibaratnya,
UN itu ulat, SNMPTN Tulis itu ular. Besar, berbahaya. Kalau tidak
hati-hati,kamu bisa ‘mati’.
Sementara Coki, yang aku lihat di kelas Intensif
SNMPTN di Bimbel kami, dia tak pernah serius memperhatikan guru. Selalu
dan as always, dia sibuk dengan gadgetnya..
Selama tryout SNMPTN, Coki selalu keluar paling
pertama. Ia benar-benar tak pernah mau mencoba lebih keras sekalipun
untuk mengerjakan apa yang ia tak pernah kerjakan.
Ia tak pernah mau berusaha lebih untuk mencoba apa
yang belum pernah ia coba. Ia selalu menyerah sebelum mencoba. Coki tak
pernah sekalipun meminta waktu untuk tambahan intensif diluar jam.
Seperti biasa, Coki selalu ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan “tidur
aja”,katanya.
Akhirnya, ujian SNMPTN itu tiba dan dan dan.. kita langsung ke hasil akhir.
Betapa bersyukurnya aku dan Cika pada saat
pengumuman itu. Kami tak berhenti saling mengirim pesan bahagia. Cika
bilang di sms pertamanya;
“RIS. DREAM COMES TRUE. AKU BAKAL KE RUMAH KAMU,PAKAI JAKET ALMAMATER KUNINGKU!”
Betapa aku ingin menangis mendengar kabar bahagia Cika…. Aku tak mau kalah,dong. Aku sms Cika;
“Cik, begitu aja belagu. Aku bakal naik damri tiap
hari nih,cik. Bolak-balik bandung-Jatinangor. Itu, yang kampusnya
mendaki gunung lewati lembah.”
Terus cika bales sms aku; “SERIUS? KAMU DI
UNIVERSITAS PADJADJARAN?????? AHHHH. OUR HARDWORK IS PAID NOW! MORE THAN
WE ASSUME BEFORE!”
Beberapa saat setelahnya, datang sms Coki;
“Ris, aku ga lolos.”
Seketika aku diam. Aku tak tahu harus berkata apa.
Aku hanya balas; “Sabar ya,Coki. Upah yang diterima pekerja selalu
berbanding lurus dengan keringat yang dikeluarkan.”
…………………………………………………………………………..
Nah itu adalah sekilas nostalgiaku. Kalian bisa memilih, ingin menjadi Cika&aku, atau menjadi Coki.
Pelajaran apa yang bisa teman-teman kelas 12 ambil dari ceritaku tadi?
Aku kasih sedikit penjelasan,ya ;)
Kenapa aku bekerja keras sedemikian rupa untuk
SNMPTN Tulis padahal aku sudah direkomendasikan di SNMPTN Undangan?
Karena aku Tahu Diri.
Bukan, bukan aku tak percaya akan kuasa Tuhan yang luar biasa yang dengan izinNya, bisa saja aku lolos SNMPTN Undangan.
Aku hanya tak ingin menjadi orang yang Takabur. Terbuai dengan kenikmatan yang Tuhan beri sehingga lupa untuk berusaha.
“Jika kau bersyukur akan nikmat Tuhan yang kau dapatkan sekarang, Tuhan akan tambah nikmatmu.”
Cara bersyukurku adalah dengan belajar lebih keras
lagi agar Tuhan lihat, bahwa aku pantas dan layak berada di Perguruan
Tinggi Negeri yang aku Mimpikan.
Bagaimana Tuhan yakin aku pantas berada di PTN itu
jika aku tidak memperlihatkan Tuhan jika aku pantas? Bagaimana Tuhan
yakin aku pantas mendapatkan apa yang aku minta, sementara aku tak
meyakinkan Tuhan dengan usaha-usahaku?
Tuhan Maha Pengabul segala doa. Aku sangat percaya
Tuhan Maha Besar. Aku percaya Tuhan Maha Pengasih & Maha Penyayang.
Tuhan akan memberi apa yang umatNya minta. Semua. Tapi dengan satu
syarat; “Buktikan kalau permintaanmu memang layak untuk dikabulkan.”
Gini, maksudnya adalah.. Bagaimana Tuhan yakin kamu
pantas menerima apa yang kamu minta padaNya sementara kamu tak berusaha
untuk mendapatkan apa yang kamu Mimpikan?
Tuhan tak akan mau mengabulkan permintaan/Mimpi
kamu, jika kamu hanya duduk manis dan berdoa terus menerus. Berdoa terus
menerus memang baik, tapi apalah guna? Tuhan ingin lihat USAHAmu. Tuhan
ingin melihat KESUNGGUHANmu.
Jangan pernah takabur. Karena takabur itu yang akan
menghalangi “Pikiran” kamu. Menutup “Akal” kamu, bahwa sesungguhnya,
diluar sana ada sesuatu yang lebih INDAH jika mau sedikit lebih berusaha
dari biasanya.
Jangan pernah takabur. Karena takabur itu yang
membuat kamu selalu merasa kamu hebat, sementara di atas langit, pasti
ada langit yang lebih tinggi.
Jangan pernah takabur. Karena takabur itu yang
membuat kamu selalu merasa kamu puas dengan apa yang kamu dapatkan
sekarang. Sementara jika kamu hanya puas dengan apa yg kamu dapatkan
sekarang, kamu tak akan menjadi pribadi berkembang. Karena setiap hari,
dunia selalu menuntutmu berubah. Dunia tak akan menunggumu mengikuti
perkembangannya. Kamu, yang harus mengikuti perkembangan dunia.
Nah, sesuai Janjiku. Aku akan memberitahu kalian
Tips&Saran mengenai UN&SBMPTN. Pada dasarnya, SBMPTN itu sama
dengan SNMPTN Tulis.
Jadi gini, UN sama SBMPTN itu kan sama-sama Ujian. Iya toh? Jadi, tak ada alasan kalian tak bisa membagi waktunya.
Aku mau beri kalian jadwalku. Karena aku dulu
adalah berasal dari Ilmu Pengetahuan Sosial, jadi yang aku tulis disini
adalah mata pelajaran IPS. Buat kalian yg IPA, tinggal ganti aja sama
pelajaran jurusan kalian sendiri,ya! ^^
Jadwalku tak ada yang beda dengan jadwal-jadwal yang lain.
Aku tetap sekolah mulai jam 06.30 sampai jam 14.45.
Lalu lanjut Bimbingan dari jam 16.00-18.00 disetiap hari
selasa,kamis,untuk kelas Matematika&IPS dan sabtu pukul 13.00-15.00
untuk kelas Bahasa.
Tak ada yang beda dengan jadwal yang kalian
miliki,bukan? Tapi aku punya trik supaya bisa membagi waktu antara
mengerjakan soal untuk Ujian Nasional, Mengerjakan Soal, dengan
Mengerjakan Soal SNMPTN(SBMPTN).
Jadwal yang harus dipatuhi:
Setiap Istirahat pertama sekolah; Shalat Dhuha 2 rakaat
Istirahat kedua; Kerjakan 10 soal Matematika Dasar SNMPTN(SBMPTN)/ kerjakan Tes Kemampuan Dasar 15 soal.
Menunggu jam masuk kelas bimbingan
belajar, gunakan untuk makan siang. Isi tenaga. Kesehatan tetap nomor
1. *kalau sedang puasa, menunggu jam masuk kelas bimbingan belajar,
gunakan untuk duduk-duduk santai*
Jangan pernah lewatkan untuk
meminta walau hanya sekedar satu/dua jam untuk tambahan bimbingan
belajar. Gunakan jam tambahan untuk meminta bantuan guru bimbel
mengerjakan tugas sekolah walau hanya 5/10 nomor.
Setelah pulang bimbel, sediakan 1 s.d 1,5 jam untuk istirahat. Mandi-mandi lucu, makan, tiduran,twitteran, dsb.
Setelah habis waktu 1 s.d. 1,5
jam, lanjut latihan soal untuk Ujian Nasional sekitar 1,5 jam. Kerjakan
latihan soal tanpa melakukan hal-hal lain seperti ngutak-ngatik-ngutek
hape.
Setelah itu, ambil nafas sekitar
30 menit. Jika sudah terlalu malam, sekitar jam 12an, kalian boleh
Shalat Malam 2 rakaat bagi yang muslim. Dulu aku juga begitu, untuk
mengusir rasa kantuk yang lebay ini..
Setelah 30 menit, buka latihan soal SNMPTN(SBMPTN) kalian, dan lakukan latihan soal-soal itu selama 2,5 jam s.d. 3 jam.
Kerjakan soal itu tanpa melihat ke
halaman pembahasan soal. Setelah selesai mengerjakan sejumlah soal
selama itu, baru, lihat ke halaman pembahasan.
Lihat halaman pembahasan sambil memperhatikan dimana letak kesalahan kalian dalam mengerjakan soal-soal.
*untuk latihan soal-soal SNMPTN(SBMPTN), jika
kalian memang tak terbiasa tidur malam, bangunlah pukur 2/setengah 3
subuh untuk mengerjakan soal. Tinggal pilih, mau larut malam, atau
bangun lebih pagi dari ayam berkokok.
Ini adalah bagaimana aku mengatur waktu untuk pengerjaan soal-soal SNMPTN(SBMPTN):
Aku tulis jadwal ini di karton besar dan ku tempel
di dekat meja belajar(taruh ditempat dimana kalian akan melihatnya
setiap waktu mata kalian mengedip) ;)
SENIN; BAHASA (INDONESIA+INGGRIS)= 2 JAM.
SELASA; SEJARAH = 1,5 JAM. (letakkan materi yang
kalian anggap kalian sudah kuasai di hari dimana kalian memiliki
segudang aktivitas.)
RABU; SOSIOLOGI= 2 JAM
KAMIS; EKONOMI= 3 JAM. (letakkan materi yang kalian
anggap belum terlalu kalian kuasai di hari dimana aktivitas kalian
tidak terlalu padat&beri waktu lebih lama untuk mengerjakan materi
yang sulit.)
JUMAT; GEOGRAFI = 3 JAM.
SABTU; MATEMATIKA DASAR= 3,5 JAM. (letakkan materi
yang paling sulit dihari dimana kalian tidak sekolah, atau memiliki
waktu untuk bersantai. Korbankan waktu bersantai untuk berkencan dengan
hal yang satu ini. Berikan juga intesitas waktu yg lebih lama untuk
materi yang tersulit ini.)
MINGGU; TES POTENSI AKADEMIK=3 JAM.
Itu 10 nomor+pembagian waktu pengerjaan soal SNMPTN(SBMPTN) yang wajib teman-teman kelas 12 taati.
Loh? Berarti aku akan belajar sampai larut malam,kak?
Iya, emang ada apa dengan belajar sampai larut malam?
Teman-teman kelas 12, belajarlah
untuk belajar sampai larut malam. Kebiasaan kamu belajar sampai larut
malam akan bermanfaat untuk kuliah kalian nanti.
Di dunia perkuliahan, bukan hanya
jadwal kuliah kalian yang akan padat dan ditambah dengan ikut Unit
Kegiatan Mahasiswa yang A , B, C. Menuntut kalian untuk bisa membagi
waktu kalian dengan sebaik mungkin.
Tugas kuliah, bukan hanya selembar dua lembar.
Pernah dengar ; “Kuliah itu Cuma sejam dua jam, tapi ngerjain tugasnya yang berjam-jam.”
Itu sudah aku alami. Aku sering tidur jam 1 atau 2
malam hanya untuk menyelesaikan tugas yang berentet harus dikumpulkan di
hari-hari di minggu depan. Belum lagi untuk presentasi-presentasi yang
harus di laksanakan esok,esoknya. Belum lagi kalau kalian esok harus
kuliah jam 7 pagi, sementara kalian baru tidur jam 2 pagi.
Kalau kalian tak terbiasa membagi waktu kalian
sejak sekarang, kalian akan keteteran nanti di kuliah. Bakal kelabakan
sendiri karena tak disiplin, bukan, karena tak terbiasa disiplin.
Kalau kalian tak terbiasa untuk ‘tidur sejam itu anugerah’, nanti kuliah kalian juga bakal keteteran.
Aku cuma ingin membiasakan apa yang tidak terbiasa kalian lakukan.
Ingat, “Mewujudkan Mimpi bermula dari Melangkah Jauh dari Zona Nyaman.” Itu betul adanya.
JANGAN SUKA MENGELUH. JANGAN TAKUT.
Bagaimana Tuhan mau mengabulkan Mimpimu jika kau
sering mengeluh? Mengeluh itu berarti, kamu tidak mensyukuri nikmat
Tuhan yang kamu dapatkan sekarang. Mengeluh karena kamu lelah, mengeluh
karena kamu selalu pulang malam, mengeluh karena hari libur digunakan
untuk intensif dan sebagainya.
Jangan mengeluh karena UN banyak paket, Jangan
mengeluh karena kamu duduk di depan pengawas. Jangan ngeluh karena kamu
dapet paket A, B atau Z. Jangan ngeluh karena waktu UN semakin dekat dan
kamu punya keinginan konyol andai saja UN dihapus.
Kamu yang mengeluh seperti itu adalah kamu yang
tidak siap untuk menghadapi Ujian dalam bentuk apapun. Mau itu
UN/SBMPTN. Kamu yang mengeluh seperti itu adalah kamu yang dari awal,
tidak melakukan Usaha apapun untuk menghadapi Ujian dalam bentuk apapun.
Logikanya, kamu tidak akan berbicara demikian jika
kamu sudah siap. Mau berapa paket, mau sulitnya kaya gimana, kamu maju
aja terus. Kamu bakal bilang “Ayo aja, aku siap kok. Mau berapa
paketpun. Paling tidak, aku sudah berusaha.”
WOY! Gimana Tuhan mau ngabulin permintaan kamu
sementara kamu gamau ‘nurut’ sama apa yang Tuhan minta? Tuhan Cuma minta
kamu USAHA. Usahanya dengan ikhlas. Dengan sepenuh hati.
Aku pernah bilang, kalau memang merasa tak sanggup
berjuang sebatas perjuangan untuk Ujian Nasional dan SNMPTN(SBMPTN), ya
tak usah kuliah.
Kuliah itu lebih berat. Tugasnya menumpuk ratusan
kali lipat. Materi yang dipelajarinya ribuan kali lipat lebih banyak,
dan harus dicari sendiri. Bagaimana ceritanya kamu bisa tahan dengan
‘Kuliah itu Keras’ jika disuruh berusaha begini saja, kalian sudah
‘angkat tangan’?
“Maju&Bertahan lalu menang, atau Mundur&Lepaskan lalu kalah.”
Bagaimana Tuhan mau mengabulkan Mimpi kamu, jika
dalam setiap langkahmu berjuang, kamu selalu merasa Takut. Takut itu
berarti, kamu tidak percaya akan kuasa Tuhan. Bagaimana Tuhan percaya
kamu pantas mendapatkan apa yang kamu minta sementara kamu selalu Takut
untuk melangkah?
Percaya bahwa Tuhan selalu melihatmu adalah satu caramu untuk bisa melangkah dengan ‘tegap’.
Percaya bahwa Tuhan selalu menilai setiap Usaha
yang kamu lakukan adalah satu cara untuk membuatmu berusaha lebih keras
dan keras lagi setiap harinya.
Tadaaa! Ini dia sekilas Tips&Saranku tentang PRA-SBMPTN.
Tapi, aku sangat mendoakan kalian, agar kalian masuk di SNMPTN(Undangan) dan masuk ke Jurusan yang sesuai dengan Mimpi kalian.
Tunggu tulisanku selanjutnya,ya!
Jika ingin bertanya, I’m All Ears. Aku selalu akan menjawab pertanyaan teman-teman kelas 12,kok.
Salam hangat, @rizkydea
Ditulis oleh Rizky Dea - Unpad 2012
blog : http://rizkydeaa.tumblr.com/post/45543652165/ceritaku-caraku-ujianku
apa-apaan komen di atas, togel pake sebut sebut nama Allah. Naudzubillah, mohon admin untuk menghapus komen di atas
ReplyDeleteterimakasih irvan telah memperhatikan, sudah kami hapus utk komentar yg bersifat spam
Deletesubhanallah.. inspiratif. berguna banget ini kak pasti. semoga sukses! syukron
ReplyDeletesubhanallah. alhamdulillah terima kasih ka ilmunya :)
ReplyDeletemakasih banyak motivasinya:)
ReplyDeletemohon do'a nya untuk saya ya kak,semoga bisa mendisiplinkan diri dlm berjuang di sbmptn 2017 :)